Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data merupakan langkah penting yang menentukan validitas dan relevansi hasil penelitian. Metode seperti wawancara, dokumentasi, dan observasi menjadi alat utama yang digunakan peneliti untuk menggali informasi mendalam. Agar metode ini berjalan efektif, penyusunan kisi-kisi yang terstruktur sangat diperlukan. Kisi-kisi berfungsi sebagai panduan bagi peneliti untuk mengarahkan fokus pertanyaan dan pengamatan sesuai dengan tujuan penelitian. Penyusunan ini harus didasarkan pada kajian pustaka, yang menyediakan dasar teori dan konsep terkait topik yang sedang dikaji. Sebagai contoh, jika penelitian berfokus pada strategi pemasaran di sebuah butik, kajian pustaka dapat mencakup elemen-elemen seperti kualitas produk, estetika, harga, promosi, serta inovasi desain.
Penyusunan kisi-kisi wawancara diawali dengan menentukan pertanyaan berdasarkan prinsip 5W1H (What, Why, Who, When, Where, How). Prinsip ini memastikan bahwa setiap aspek dari objek penelitian dapat dikaji secara menyeluruh. Misalnya, dalam meneliti kualitas bahan pada produk butik, pertanyaan dapat mencakup: Apa indikator yang digunakan untuk menentukan kualitas bahan? atau Siapa yang bertanggung jawab atas pemilihan bahan? Pertanyaan untuk subjek seperti pemilik butik dapat disesuaikan dengan tanggung jawab mereka, misalnya, Bagaimana cara memastikan produk memiliki daya tahan yang baik? Sementara itu, untuk konsumen, wawancara dapat menggali pengalaman mereka dengan bertanya, Menurut Anda, bagaimana kualitas bahan produk yang telah Anda gunakan? Dengan pendekatan ini, wawancara menjadi lebih terfokus dan menghasilkan data yang relevan.
Selain wawancara, dokumentasi adalah metode yang tidak kalah penting. Kisi-kisi untuk dokumentasi disusun dengan memperhatikan aspek-aspek visual dan faktual yang mendukung penelitian. Peneliti dapat menentukan dokumen apa saja yang perlu dikumpulkan, seperti foto bahan dasar, desain produk, kemasan, atau media promosi yang digunakan oleh butik. Dokumentasi juga dapat mencakup bukti branding, seperti logo atau strategi pemasaran yang tercatat dalam katalog. Data ini memberikan gambaran konkret mengenai objek penelitian, yang kemudian dapat dianalisis untuk mendukung temuan wawancara dan observasi.
Observasi digunakan untuk melihat langsung fenomena atau proses yang terkait dengan objek penelitian. Kisi-kisi observasi disusun berdasarkan indikator-indikator yang dapat diamati secara visual, seperti kualitas bahan, estetika produk, atau reaksi konsumen terhadap produk. Misalnya, observasi dapat mencakup pengamatan pada tekstur bahan yang digunakan, proses produksi, atau cara konsumen menggunakan produk dalam keseharian. Dengan observasi, peneliti dapat memvalidasi data dari wawancara dan dokumentasi, serta menemukan informasi baru yang mungkin tidak diungkap oleh subjek penelitian.
Dalam menyusun kisi-kisi, penting untuk memperjelas hubungan antara objek dan subjek penelitian. Objek penelitian mengacu pada aspek yang diteliti, seperti strategi pemasaran atau desain produk, sementara subjek adalah pihak-pihak yang terlibat, seperti pemilik butik, pegawai, dan konsumen. Sebagai contoh, penelitian tentang strategi pemasaran di Toko Butik Ayu dapat mencakup elemen-elemen seperti kualitas produk, harga, promosi, dan tempat, dengan subjek meliputi pemilik butik yang bertanggung jawab atas keputusan strategis, pegawai yang menjalankan strategi, serta konsumen yang menjadi target. Kisi-kisi yang dirancang harus mencerminkan hubungan ini agar data yang dikumpulkan relevan dan terarah.
Penyusunan kisi-kisi wawancara, dokumentasi, dan observasi yang berbasis kajian pustaka tidak hanya memastikan data yang dikumpulkan sesuai dengan tujuan penelitian, tetapi juga membantu peneliti mengelola proses pengumpulan data dengan lebih sistematis. Dengan memanfaatkan teori dan temuan penelitian sebelumnya, mahasiswa dapat menyusun alat pengumpulan data yang mendalam dan terfokus. Penting untuk menguji kisi-kisi tersebut sebelum pengumpulan data dilakukan, agar pertanyaan atau indikator yang digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Persiapan yang matang akan meningkatkan kualitas penelitian dan mempermudah proses analisis data di tahap berikutnya.