STAI Darussalam Sumatera Selatan

Laporan Urgensi Perubahan Kurikulum dan Dampaknya pada Pendidikan Indonesia

Share

M. Anwar Rifa’i – 29 Maret 2025 – Pendidikan di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan kurikulum seiring waktu, sering kali terkait dengan pergantian menteri pendidikan. Fenomena “ganti menteri, ganti kurikulum” telah menjadi topik diskusi yang kontroversial, dengan pertanyaan apakah perubahan ini benar-benar meningkatkan kualitas pendidikan atau justru memperburuknya. Salah satu indikator kualitas pendidikan yang diakui secara internasional adalah skor Programme for International Student Assessment (PISA), yang mengukur kemampuan siswa berusia 15 tahun dalam literasi membaca, matematika, dan sains. Laporan ini mengevaluasi urgensi perubahan kurikulum di Indonesia dan menganalisis apakah perubahan tersebut telah memperbaiki atau mempersuram pendidikan, dengan fokus pada data PISA dan perspektif para pemangku kepentingan.

Latar Belakang Perubahan Kurikulum

Indonesia telah mengalami setidaknya 10 perubahan kurikulum sejak kemerdekaan pada tahun 1947, termasuk pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, 2013, dan yang terbaru, Kurikulum Merdeka pada tahun 2022 (Kompas.id). Perubahan ini sering kali didorong oleh kebutuhan untuk menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan zaman, teknologi, dan kebutuhan pasar kerja. Namun, kritik muncul bahwa perubahan ini terlalu sering terjadi bersamaan dengan pergantian menteri, menciptakan stigma “ganti menteri, ganti kurikulum” (Medcom.id).

Contoh Perubahan Kurikulum

  • Kurikulum 2006 (KTSP): Berfokus pada fleksibilitas sekolah dalam merancang pembelajaran, namun dianggap membebani siswa dengan materi yang tidak relevan (Antara News).
  • Kurikulum 2013: Menekankan pendekatan tematik dan penguatan karakter, tetapi implementasinya terganggu oleh kurangnya kesiapan guru dan infrastruktur.
  • Kurikulum Merdeka (2022): Dirancang untuk memberikan kebebasan belajar, fokus pada pembelajaran berbasis proyek, dan penguatan profil pelajar Pancasila. Namun, tantangan seperti kesiapan guru dan kesenjangan digital masih menghambat (anjirmuara.baritokualakab.go.id).

Urgensi Perubahan Kurikulum

Perubahan kurikulum dianggap penting untuk menjaga relevansi pendidikan dengan kebutuhan zaman. Beberapa alasan utama meliputi:

  • Perkembangan Teknologi dan Globalisasi: Kurikulum perlu diperbarui untuk mengintegrasikan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis dan literasi digital (Guruinovatif.id).
  • Hasil PISA yang Rendah: Skor PISA Indonesia yang konsisten rendah mendorong pemerintah untuk mereformasi kurikulum agar lebih selaras dengan standar internasional (Majalah Jendela).
  • Kebutuhan Pasar Kerja: Kurikulum seperti Kurikulum Merdeka bertujuan menjembatani kesenjangan antara pendidikan dan dunia kerja (anjirmuara.baritokualakab.go.id).

Namun, urgensi ini sering kali dipertanyakan karena perubahan yang terlalu cepat dapat mengganggu stabilitas sistem pendidikan, terutama jika tidak didukung oleh pelatihan guru dan infrastruktur yang memadai (Kompas.id).

Dampak Perubahan Kurikulum pada Skor PISA

Untuk mengevaluasi apakah perubahan kurikulum telah memperbaiki atau mempersuram pendidikan, kita dapat melihat tren skor PISA Indonesia dari tahun 2000 hingga 2022. Berikut adalah data skor PISA yang tersedia:

Tahun Matematika Membaca Sains Catatan
2009 371 Rendah dibandingkan rata-rata OECD (ResearchGate)
2015 386 397 403 Puncak performa, namun masih di bawah rata-rata OECD (RISE Programme)
2018 379 371 396 Penurunan dari 2015, membaca setara 2000 (RISE Programme)
2022 366 359 383 Terendah sejak 2003 (membaca) dan 2006 (matematika, sains) (Kompas.id)

Analisis Dampak

  • Kurikulum 2006 (KTSP): Diterapkan sebelum PISA 2009, skor matematika 371 menunjukkan performa rendah, menandakan bahwa kurikulum ini tidak cukup efektif dalam meningkatkan literasi PISA.
  • Kurikulum 2013: Diterapkan menjelang PISA 2015, yang mencatat skor tertinggi (386, 397, 403). Namun, penurunan pada 2018 menunjukkan bahwa implementasi kurikulum ini tidak konsisten, kemungkinan karena tantangan pelatihan guru (International Journal of Learning).
  • Kurikulum Merdeka (2022): Skor PISA 2022 menurun signifikan, meskipun peringkat naik karena penurunan global akibat pandemi. Penelitian menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka menghadapi kendala seperti kesiapan guru dan infrastruktur (Kompasiana).

Perspektif Pemangku Kepentingan

  • Guru: Banyak guru mengeluhkan perubahan kurikulum yang terlalu sering, yang menyebabkan kebingungan dan kurangnya waktu untuk beradaptasi (International Journal of Learning).
  • Pakar Pendidikan: Menyoroti bahwa kualitas guru dan ketimpangan pendidikan lebih berpengaruh daripada perubahan kurikulum (RISE Programme).
  • Pemerintah: Mengklaim bahwa Kurikulum Merdeka meningkatkan ketahanan pendidikan selama pandemi, meskipun skor PISA menurun (Polibatam).

Apakah Perubahan Kurikulum Memperbaiki Pendidikan?

Berdasarkan data PISA, perubahan kurikulum tidak menunjukkan peningkatan signifikan dalam kualitas pendidikan. Skor PISA Indonesia tetap rendah dibandingkan rata-rata OECD, dengan penurunan dari 2015 ke 2022. Meskipun Kurikulum Merdeka dirancang untuk mendorong pembelajaran yang lebih mendalam, penelitian menunjukkan bahwa manfaatnya terbatas oleh tantangan implementasi seperti kurangnya pelatihan guru dan infrastruktur (The Jakarta Post). Dengan demikian, perubahan kurikulum belum berhasil mengatasi masalah inti pendidikan di Indonesia.

Apakah Perubahan Kurikulum Mempersuram Pendidikan?

Perubahan kurikulum yang terlalu sering dapat memperburuk pendidikan dengan menciptakan ketidakstabilan. Guru dan siswa membutuhkan waktu untuk beradaptasi, dan perubahan cepat dapat menyebabkan kebingungan dan penurunan prestasi (Kompas.id). Namun, penurunan skor PISA lebih banyak disebabkan oleh faktor lain seperti kualitas guru yang rendah dan ketimpangan pendidikan regional. Oleh karena itu, meskipun perubahan kurikulum yang sering tidak ideal, faktor lain memiliki dampak yang lebih besar terhadap penurunan kualitas pendidikan.

Faktor Lain yang Berpengaruh

Penelitian menyoroti beberapa faktor yang lebih signifikan daripada perubahan kurikulum dalam memengaruhi hasil pendidikan:

  • Kualitas Guru: Hanya 12% guru sekolah dasar merasa menguasai materi literasi membaca, dan 21% untuk matematika (RISE Programme).
  • Ketimpangan Pendidikan: Kualitas pendidikan bervariasi antara daerah perkotaan dan pedesaan, dengan skor PISA lebih tinggi di Yogyakarta dan Jakarta dibandingkan daerah lain.
  • Infrastruktur dan Teknologi: Kesenjangan digital dan fasilitas sekolah yang terbatas menghambat implementasi kurikulum baru (anjirmuara.baritokualakab.go.id).

Rekomendasi

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, Indonesia perlu:

  1. Mengurangi Frekuensi Perubahan Kurikulum: Memberikan waktu yang cukup untuk implementasi dan evaluasi kurikulum sebelum perubahan baru (International Journal of Learning).
  2. Meningkatkan Kualitas Guru: Investasi dalam pelatihan dan pengembangan profesional guru untuk mendukung implementasi kurikulum (RISE Programme).
  3. Mengatasi Ketimpangan Pendidikan: Memperbaiki infrastruktur dan akses pendidikan di daerah terpencil untuk memastikan pemerataan kualitas.
  4. Evaluasi Kurikulum yang Lebih Mendalam: Melakukan penelitian longitudinal untuk menilai dampak setiap kurikulum terhadap hasil pendidikan sebelum memperkenalkan perubahan baru.

Kesimpulan

Perubahan kurikulum di Indonesia, meskipun bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, belum menunjukkan dampak signifikan terhadap skor PISA. Skor PISA yang stagnan atau menurun menunjukkan bahwa perubahan kurikulum saja tidak cukup untuk mengatasi tantangan pendidikan. Faktor seperti kualitas guru, ketimpangan pendidikan, dan tantangan implementasi memiliki pengaruh yang lebih besar. Perubahan kurikulum yang terlalu sering bahkan dapat memperburuk situasi dengan menciptakan ketidakstabilan. Oleh karena itu, pemerintah perlu fokus pada stabilitas kurikulum, peningkatan kualitas guru, dan pemerataan akses pendidikan untuk mencapai perbaikan pendidikan yang berkelanjutan.

Scroll to Top

PENDAFTARAN MAHASISWA BARU TELAH DIBUKA!

Ingin informasi lengkap tentang PMB?