Kebenaran Hakiki: Wujud, Qidam, dan Baqa’ Allah ﷻ yang Mustahil Dibantah

Share

Pendahuluan

Konsep ketuhanan merupakan landasan fundamental dalam setiap sistem kepercayaan. Islam, sebagai agama yang mengusung tauhid secara murni, memiliki prinsip yang kokoh mengenai sifat-sifat wajib bagi Allah SWT. Tiga di antaranya yang menjadi fokus dalam kajian ini adalah Wujud (Pasti Ada), Qidam (Tanpa Permulaan), dan Baqa’ (Tanpa Akhir). Ketiga sifat ini memiliki dasar rasional yang kuat serta didukung oleh dalil naqli dan aqli.

Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan konsep-konsep tersebut secara sistematis dan logis, agar dapat dipahami oleh berbagai kalangan, baik dari perspektif teologis maupun filosofis.

1. Allah Wajib Wujud (Tuhan Pasti Ada)

Keberadaan Tuhan merupakan kesepakatan universal yang diakui oleh hampir seluruh agama di dunia. Bahkan, sebagian besar kalangan sekuler pun menerima konsep ini dalam bentuk pengakuan terhadap adanya entitas transendental yang mengatur alam semesta.

Satu-satunya kelompok yang menolak keberadaan Tuhan adalah kaum ateis, yang beranggapan bahwa keteraturan alam semesta terjadi secara kebetulan, sebuah pandangan yang begitu dangkal. kemungkinan alam semesta tercipta secara kebetulan adalah mustahil secara matematis. Para ilmuwan telah menghitung bahwa kemungkinan kehidupan muncul secara acak di alam semesta adalah 1 banding 10^123 (angka yang tidak terbayangkan kecilnya). 

Alam semesta bekerja dengan hukum-hukum yang sangat teratur dan konsisten, seperti hukum gravitasi, termodinamika, dan lainnya. Keteraturan ini tidak mungkin terjadi secara acak. Sebuah sistem yang teratur dan kompleks selalu mengindikasikan adanya kecerdasan di baliknya.

Misalnya, jika kita menemukan sebuah jam tangan di tengah hutan, akal sehat kita akan menyimpulkan bahwa ada pembuat jam tersebut, bukan menganggapnya muncul secara kebetulan. Begitu pula dengan alam semesta yang jauh lebih kompleks daripada jam tangan. Keteraturannya menunjukkan adanya Sang Pencipta yang Maha Bijaksana.

2. Allah Wajib Qidam (Tuhan Pasti Tidak Bermula)

Keberadaan Tuhan tidak dapat dikaitkan dengan konsep waktu, sebab waktu sendiri merupakan bagian dari ciptaan-Nya. Jika Tuhan memiliki permulaan, maka harus ada sesuatu yang menciptakan-Nya terlebih dahulu. Hal ini akan menimbulkan regresi tak terbatas (tasalsul), di mana setiap pencipta akan membutuhkan pencipta sebelumnya tanpa titik awal yang definitif.

Regresi tak terbatas dalam penciptaan adalah suatu hal yang mustahil dalam logika dan filsafat, karena keberadaan sesuatu harus memiliki landasan pertama yang tidak bergantung pada apa pun. Oleh karena itu, Tuhan pasti tidak bermula (Qidam), sebab Dia adalah sebab utama (causa prima) yang mendasari seluruh eksistensi.

Dalam hal ini, banyak agama yang tersisih dari konsep ketuhanan murni karena mereka meyakini Tuhan sebagai entitas yang memiliki permulaan atau lahir dalam suatu waktu tertentu. Hanya dalam Islam, konsep ketuhanan ditegaskan secara mutlak bahwa Allah tidak memiliki awal.

3. Allah Wajib Baqa’ (Tuhan Pasti Tidak Berakhir)

Jika Tuhan tidak bermula, maka secara logis Ia juga tidak berakhir. Konsep permulaan dan akhir adalah dua hal yang berlawanan; sesuatu yang tidak memiliki permulaan, secara niscaya juga tidak memiliki akhir.

Sebagai perbandingan:

  • Manusia ada setelah diciptakan.
  • Karena manusia memiliki permulaan, maka manusia juga memiliki akhir (kematian).
  • Jika manusia tidak pernah bermula, maka ia tidak pernah ada. Dan jika ia tidak pernah ada, ia juga tidak mungkin mengalami akhir.

Dari analogi ini, dapat dipahami bahwa keberadaan yang tidak memiliki permulaan pasti tidak memiliki akhir. Allah SWT sebagai entitas yang Wajib Wujud dan Wajib Qidam, secara konsekuensial juga Wajib Baqa’. Artinya, keberadaan-Nya adalah kekal, tidak terpengaruh oleh perubahan, dan tidak akan pernah berakhir.

Kesimpulan

Berdasarkan kajian rasional ini, kita dapat menyusun kesimpulan sebagai berikut:

  1. Allah Wajib Wujud, karena keberadaan alam semesta ini tidak mungkin terjadi tanpa adanya pencipta yang mengaturnya.
  2. Allah Wajib Qidam, sebab keberadaan-Nya tidak bergantung pada sesuatu yang lain dan tidak memiliki permulaan.
  3. Allah Wajib Baqa’, karena sesuatu yang tidak bermula pasti tidak akan berakhir.

Konsep ketuhanan Islam adalah yang paling murni dan rasional, tidak dipengaruhi oleh mitologi atau konsep antropomorfisme yang mengasosiasikan Tuhan dengan makhluk. Semua prinsip ini bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits Mutawatir, serta diperkuat oleh argumentasi akal sehat yang tidak dapat dibantah.

Dengan demikian, agama Islam adalah satu-satunya agama yang memiliki pemahaman tentang Tuhan yang benar-benar sesuai dengan prinsip kebenaran absolut: Allah yang Wujud (Ada), yang Qidam (Tanpa Permulaan), dan yang Baqa’ (Tanpa Akhir).


Penulis: M. Anwar Rifa’i, S.Pd., M.E

Sumber: https://ishfapedia.com/kebenaran-hakiki-wujud-qidam-dan-baqa-allah-swt-yang-mustahil-dibantah/

Scroll to Top

PENDAFTARAN MAHASISWA BARU TELAH DIBUKA!

Ingin informasi lengkap tentang PMB?